Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik pada serangga dan katak terjadi setelah telur serangga dan katak mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan (misal serangga dan katak) dari tahap larva hingga bentuk dewasa.
1. Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tidak ada kemiripan. Sedangkan pada beberapa serangga lain seperti belalang, kecoa, dan jangkrik, larva(nimfa) dan dewasa mirip. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Pada serangga biasanya terjadi 4x. Pada proses ini, terjadi Pembentukan kulit baru dan tambahan alat-alat tubuh baru yang diperluka menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu bereproduksi. Berdasar kemiripan larva dan dewasa, metamorfosis dibagi jadi 2, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang mencolok. Bentuk larva dan dewasa pada serangga kelompok ini tidak ada kemiripan. Larva menjelang tahap pupa sangat aktif memakan daun. Dalam tahap pupa, serangga tidak aktif makan (periode puasa), tetapi proses metabolisme terus berlangsung. Setelah mengalami diferensiasi dan organogenesis, pupa berubah jadi serangga dewasa (imago). Selama metamorfosis, terjadi pengulangan proses seperti pada pertumbuhan dan perkembangan embrionik hingga akhirnya larva berubah jadi dewasa.
Metamorfosis Tidak Sempurna (Heterometabola)
Pada metamorfosis ini, serangga mengalami perubahan yang tidak mencolok. Bentuk larvanya disebut nimfa. Nimfa memiliki kemiripan dengan dewasa (imago) kecuali organ reproduksi dan sayap. Organ reproduksi dan sayap pada nimfa belum berkembang. setelah menjadi serangga dewasa organ reproduksi berkembang. Pada metamorfosis ini tidak terdapat tahap pupa.
2. Metamorfosis pada Katak
Katak merupakan amfibi, yaitu memiliki dua alam kehidupan, air dan darat. Katak bertumbuh diawali dengan pembuahan ovum oleh sperma. Ovum lalu membentuk zigot. Pembuahan ini terjadi diluar tubuh betina (fertilisasi eksternal), yaitu di air. Zigot menjadi embrio dalam beberapa tahap yaitu morula, blastula, dan gastrula. Morula terbentuk 3-7 jam setelah pembuahan, blastula 18 jam setelah pembuahan, dan gastrula 34 jam setelah pembuahan. Setelah kurang lebih 84 jam tampak ekor. Beberapa hari kemudian, embrio menetas menjadi larva, berudu (kecebong). Semula berudu memiliki insang luar, setelah 9 hari berganti dengan insang dalam. Sesudah kira-kira 12 hari terbentuklah tutup insang, dan setelah kira-kira 2-3 bulan mulai tampaklah tungkai belakang. Berudu hidup di lingkungan air dan bersifat Herbivora (makan tumbuhan). Setelah kurang lebih 3 bulan(tergantung spesies), berudu mengalami metamorfosis. Perkembangan paru-paru, memendeknya usus, kemunduran insang, dan akhirnya menjadi katak. Katak hidup di darat dan bersifat insektivora (makan serangga). Setelah berumur 1 tahun atau lebih, katak  menjadi katak dewasa dan sudah berreproduksi.